Senin, 27 Juli 2009

usaha produktif songgo langit

Lmdh. Songgo langit adalah salah satu lmdh yang ada di wilayah kerja perum perhutani KPH. Surakarta, yang tepatnya ada di wilayah RPH Plumbon BKPH Baturetno. Dengan luas pangkuan hutan seluar 215.9 Ha. Potensi sumberdaya hutan yang ada selain tanaman kehutanan yaitu pinus, juga telah dikembangkan beberapa tanaman produktif yang bermanfaat bg masyarakat antara lain nilam, empon-empon (berbagai macam jahe, laos, kunir dll), kopi, jarak, mrica dan janggelan (cincau hitam).
Dari sekian banyak usaha produktif yang menjadi unggulan songgo langit saat ini adalah Janggelan, karena memiliki pasar yang jelas dan sangat cocok dengan iklim yang ada. lebih jelasnya dapat kami uraikan dalam sedikit keterangan berikut ini,


SEKILAS TANAMAN JANGGELAN

A. Latar Belakang
Tanaman Janggelan ( Maisona Palustris BL ) adalah merupakan salah satu tanaman jenis perdu yang memiliki kelebihan tahan terhadap naungan. Tanaman Janggelan dan produknya yang berupa cincau dapat dimanfaatkan sebagai sumber penghasilan sekaligus sumber devisa jika dijadikan komoditas eksport. Tanaman ini dapat dijadikan salah satu bahan untuk membyat kaca film, kaca rayban, negatif film dan obat untuk pencernaan serta bisa menyejukkan perut.
Cara budidaya tanaman janggelan relatif mudah. Bebrapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya memahami syarat tumbuh dan teknis budidaya serta cara pemeliharaannya.
B. Syarat Tumbuh
Syarat tumbuh yang perlu diperhatikan dalam budidaya janggelan diantaranya ketinggian tempat, iklim, dan jenis tanah.
1. Tinggi Tempat dan Iklim
Janggelan dapat tumbuh denga baik di dataran rendah sampai dataran tinggi hingga ketinggian 2.300 m dpl. Namun Janggelan akan tumbuh baik dan berproduksi tinggi pada ketinggian tempat antara 500-800 m dpl.
Curah hujan yang dibutuhkan oleh tanaman janggelan antara 3.000-4.000 mm/tahun dan merata sepanjang tahun dengan bulan kering kurang dari 4 bulan. Suhu udara yang dikehendaki antara 20-30C dan dengan kelembaban udara lebih dari 75%. Agar pertumbuhannya optimal, tanaman janggelan memerlukan penyinaran matahari yang cukup, meskipun tanaman ini masih dapat tumbuh baik di tempat-tempat yang agak ternaugi.
2. Jenis Tanah
Tanah yang gembur dan kaya kandungan bahan organic atau humus merupakan kondisi tanah yang dikehendaki untuk pertumbuhan tanaman janggelan sehingga dapat berproduksi baik. Tanah yang gembur mutlak dibutuhkan karena tanaman janggelan mempunyai akar serabut dengan ukuran yang relatif kecil.
Tanaman Janggelan tumbuh. pada ketinggian 150-1800 m.dpl, dengan temperatur berkisar 18¬0C-280C. Namun demikian Tanaman Janggelan akan dapat menghasilkan produksi yang optimal pada ketinggian  600 m dpl dengan suhu rata-rata  250C, dengan kata lain Tanaman Janggelan sangat cocok ditanam di bawah tegakan hutan pinus yang rata-rata memiliki tempat tumbuh pada ketinggian  600 m dpl.

C. Manfaat
Tanaman Janggelan memiliki manfaat yang sangat banyak antara lain yaitu :
1. Bahan panganan ( bahan pembuat cincau hitam )
2. Bahan obat perut murus / diare
3. Bunganya sebagai bahan penghasil nectar dan pollen lebah madu
4. Bahan pencampur pembuatan kaca hitan (ray-band
5. Bahan pencampur pembuatan klise film (film negatif)

D. Budidaya Janggelan
a. Persiapan Bibit
- Janggelan dikembangkan secara vegetatif, dengan stek pucuk atau batang
- Panjang bibit (stek) antara 20-25 cm, dengan jumlah kebutuhan bibit tiap hektar sebanyak  500.000 batang stek (jumlah lubang 125.000/ha dan berisi 4 batang tiap lubang )
- Bibit diambil dari induk yang memiliki pertumbuhan yang sangat subur, sehat dan varietas atau kultivar unggul

b. Persiapan lahan
c. Penanaman
Waktu penanaman yang paling baik adalah di awal musim hujan, karenan kebutuhan air untuk pertumbuhan akar sangat tercukupi.
Cara penanaman Janggelan adalah membuat lubang tanam dengan jarak 20x40 cm, kemudian tiap lubang tanam diisi dengan bibit Janggelan sebanyak  3-5 batang dengan kedalaman  3.5 cm.
Penanaman Janggelan dapat dicampur atau dikombinasikan dengan jenis empon-empon antara lain jenis kunyit, jahe dll.

d. Pemupukan
Pemupukan pertama dilakukan pada umur 7-10 hari, setelah pemupukan pertama dilanjutkan pemupukan kedua umur 1 bulan dan pemupukan ketiga pada umur 2 bulan. Pemupukan menggunakan pupuk organik seperti pupuk kandang atau kompos.

e. Pemanenan
Pemanenan tahap pertama dilakukan pada umur 3 dan 4 ½ dengan cara silang (Huntukula/Triangular), dan untuk panen tahap kedua dan seterusnya dilakukan pada tiap 1 ½ bulan sekali. Setelah umur 5 tahun Janggelan baru diremajakan kembali. Ciri Tanaman Janggelan siap panen adalah apabila panjang tunas mencapai minimal 25 cm atau rumpun dalam lubang tanam sudah penuh.
Cara pemanenan Janggelan yaitu dengan memangkas ujung-ujung rumpun setinggi  3-5 cm dari permukaan tanah atau pada ruas batang pertama dengan alat Bantu sabit atau pisau yang tajam, sehingga tidak mengakibatkan pembusukan batang.
Apabila sistem penanaman dan pemanenannya dilakukan dengan baik dan benar dapat menghasilkan produksi antara 7.500 Kg Janggelan kering sekali panen ( tiap 1 ½ bulan) dengan perhitungan 75.000 lubang di bawah tegakan tua atau 93.750 lubang di lahan kosong.

f. Pasca Panen
Janggelan hasil pemanenan dijual (eksport) dalam bentuk kering press (kemasan pak)
Penanganan produksi Janggelan adalah sebagai berikut :
- Janggelan hasil pemanenan dikumpulkan kemudian dikeringkan di bawah sinar matahari atau dapat menggunakan oven pengering.
- Janggelan yang sudah kering diseleksi dan dibersihkan dari kotoran misalnya rumput yang terbawa saat pemanenan
- Setelah bersih Janggelan dikemas / dipak dengan menggunakan karung plastik dengan ukuran 60x50x40 dengan bobot 25 kg (jika akan digunakan untuk ekspor)
- Setelah dipak sebelum dilaksanakan pengiriman ke tempat tujuan, janggelan disimpan di tempat yang terlindung dari embun / air hujan, agar kualitasnya tetap terjaga.


PROSES PEMBUATAN JANGGELAN
( CINCAU HITAM )


I. PENDAHULUAN
Janggelan adalah salah satu jenis rumput yang dapat dijadikan panganan, dan dikenal oleh kebanyakan orang dengan sebutan Cincau hitam yang merupakan massa hidrokolaid berwarna hitam kecoklat-coklatan dengan konsistensi seperti agar-agar atau gel yang sering digunakan untuk campuran es. Tetapi sesuai dengan perkembangan teknologi, Gel Janggelan banyak dijumpai dibeberapa swalayan dalam bentuk panganan kaleng.

Walaupun Janggelan memiliki banyak manfaat yang beraneka ragam namun secara umum Janggelan hanya dikonsumsi sebagai panganan yaitu bahan campuran es karena mudah di dalam pembuatannya.

II. PEMBUATAN GEL JANGGELAN

a. Bahan-bahan
- Janggelan kering sebanyak 5 Kg
- Air Bersih sebanyak 10 liter
- Larutan basa abu qi 4% sebanyak 2 ons
- Tepung tapioca sebanyak 3 kg
- Daun Pandan secukupnya
b. Alat-alat
- Dandang (pemasak janggelan)
- Saringan kasa
- Ember
- Kompor
- Baki / cetakan
- Gayung
c. Cara Pembuatannya
Pertama-tama rebuslah air yang telah dicampur dengan 2 ons larutan basa abu qi 4% sebagai pengekstrak hingga mendidih, kemudian masukan Janggelan kering yang telah dibersihkan dari kotoran untuk diekstrak selama  70 menit, setelah mendidih angkatlah rebusan Janggelan dalam larutan basa abu qi 4 % tadi.
Setelah diangkat biarkan beberapa saat, kemudian setelah itu disaring agar terpisah antara larutan Janggelan (fitrat ), sedangkan ampas batang/daun Janggelan dibuang
Setelah selesai penyaringan, fitrat tadi direbus kembali hingga mendidih, kemudian masukan suspensi tapioca yang dicampur dengan air sambil diaduk-aduk hingga terbentuk massa kental. Setelah itu angkat dan tuangkan ke dalam cetakan yang telah disediakan dan biarkan beberapa saat hingga terbentuk Gel Janggelan ( Cincau Hitam )
Untuk menambah aroma agar lebih wangi sehingga dapat menambah selera, pada saat perebusan filtrat dapat ditambah dengan daun pandan atau aroma lain sesuai keinginan.
Gel Janggelan yang telah dipotong-potong dapat disajikan dengan potongan buah-buahan atau serutan kelapa dalam berbagai bentuk sesuai keinginan sebagai campuran minuman penyegar




MONOGRAFI DESA

a. Jumlah Penduduk : 4865 orang
b. Luas Wilayah : 2218 Ha
c. Kondisi Tanah
- Jeins : Latosol
- Kedalaman : 80 cm
- pH : 7,9
- Struktur Tanah : Liat
d. Topografi Desa
- Ketinggian : 600 dpl
- Kemiringan : 30 s/d 45 %
- Curah Hujan : 2500 mm /th
- Tipe Iklim : Tropis
- Suhu rata-rata : 23¬¬0C – 300C
e. Luas Penggunaan Lahan
- Lahan Sawah : 17.6 Ha
- Lahan Kering : 599 Ha
f. Luas Pangkuan Hutan : 215.9 Ha

LATAR BELAKANG
LMDH. Songgo Langit dibentuk di Balai Desa Hargosari pada tanggal 26 Agustus 2004 yang dihadiri segenap tokoh masyarakat Desa Hargosari, Perhutani dan perangkat desa, yang kemudian dikuatkan dengan akte pendirian No. 34 tgl. 28 Des 2004 oleh Notaris Fajaruddin Malik
LMDH. Songgo Langit pada awal berdiri beranggotakan 40 orang dan sampai dengan saat ini anggota berjumlah 115 orang, yang terdiri dari penyadap, pesanggem dan masyarakat yang peduli terhadap lingkungan hidup khususnya di Desa Hargosari
Keanggotaan LMDH. Songgo Langit terdiri dari :
a. Anggota Utama Pesanggem
b. Anggota Utama Non Pesanggem
c. Anggota Luar Biasa
d. Anggota Pasif
LMDH. Songgo Langit mengadakan perjanjian dengan Perhutani KPH. Surakarta pada tanggal 30 Desember 2004, dengan akte perjanjian No. 55/2004 dengan obyek perjanjian kerjasama pengelolaan hutan negara yang masuk wilayan pangkuan desa hutan Desa Hargosari, dengan luas 215,9 Ha.

DASAR PELAKSANAAN PHBM
Dasar pelaksanaan system PHBM di Desa Hargosari :
- UU No. 41 tahun 1999 tentang Kehutanan
- Keputusan Direksi Perhutani No. 136/Kpts/ Dir/2001 tentang PHBM
- Keputusan Direksi Perhutani No. 001/Kpts/ Dir/2002 tentang Pedoman Bagi Hasil kayu
- Keputusan Kepala PT. Perhutani (Persero) Unit I Jawa Tengah No. 2142/Kpts/I/2002 tentang Petunjuk Pelaksanaan PHBM di Unit I Jawa Tengah
- Keputusan Gubernur Jateng No. 24 Th. 2001 tentang PHBM di Jawa Tengah
- Keputusan Bupati Wonogiri No. 432 Th. 2003 tentang Pembentukan FK. PHBM di Kab. Wonogiri
- Keputusan Kepala Desa Hargosari No. 32/2005 tentang Pembentukan FK. PHBM di Desa Hargosari

MAKSUD DAN TUJUAN
Ikut terlibat di dalam pengelolaan sumber daya hutan yang dilakukan bersama Perum Perhutani, sehingga kepentingan bersama untuk mencapai keberlanjutan fungsi dan manfaat sumberdaya hutan dapat diwujudkan secara optimal dan proporsional

RUANG LINGKUP KEGIATAN
1. Bidang Pemantapan LMDH
a. Mengadakan pertemuan sebulan sekali bersama penyadap anggota LMDH
b. Terlibat aktif sebulan sekali di Sekretariat Bersama (SEKBER) LMDH se wilayah RPH. Plumbon dan Jati
c. Terlibat aktif 3 bulan sekali di Paguyuban LMDH se BKPH. Baturetno
2. Bidang Kehutanan
a. Terlibat aktif dalam proses penyadapan getah pinus
b. Terlibat aktif dalam keamanan hutan
3. Bidang Agroforestry
a. Budidaya tanaman Jagung
b. Budidaya tanaman Nilam
c. Budidaya tanaman Empon-empon
d. Budidaya tanaman Janggelan
4. Bidang Pertambangan

DAMPAK PHBM
a. Perekonomian masyarakat sekitar hutan meningkat
b. Menciptakan lowongan pekerjaan bagi masyarakat
c. Mendapatkan sharing/bagi hasil dari getah tiap tahun



BAGI HASIL (SHARING)
LMDH. Songgo Langit di Th. 2005 mendapatkan sharing dari getah sejumlah Rp. 2.385.000,-(Dua Juta tiga ratus delapan puluh lima ribu rupiah)

PROGRAM KERJA LMDH. SONGGO LANGIT TH. 2006

a. Membagi wilayah andil kepada anggota secara adil dan proporsional
b. Pemantapan kerja pengurus secara proporsional
c. Sentralisasi produksi hasil hutan
d. Penggalangan dana dari anggota untuk kemakmuran anggota

1 komentar:

  1. Bagi temen temen yang membutuhkan bibit tanaman cincau hijau, dan juga bibit tanaman cincau hitam/janggelan silahkan kunjungi dan hubungi kami :
    KC Nurseries BOGOR : 0813 848 24 904
    tersedia antara lain :
    1. Bibit tanaman Cincau Hijau Rambat Daun Bulu Hati
    2. Bibit tanaman Cincau Hijau Rambat Jelly, atau yg dikenal dengan cincau cina daun kecil, permukaan halus
    3. Bbit tanaman Cincau Hijau Perdu/pohon, berdaun lebar, besar dan tebal
    4. Ada juga Bibit tanaman Cincau Hitam/Janggelan ( Msona palustrs sp. )
    Dan masih banyak tanaman obat keluarga dan tanaman bumbu lainnya…..
    Terimakasih
    Salam KC Nurseries Bogor
    0813 848 24 904

    BalasHapus